Setiap guru harus punya pengalaman kerja di wilayah 3T, dihentikan ada guru yang tidak bekerja di 3T. |
Pemerintah akan merotasi guru-guru secara bergilir untuk ditugaskan di kawasan tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Sehingga, ketersediaan dan kualitas guru di kawasan 3T akan terjaga. Semua guru harus mempunyai pengalaman mengajar di kawasan 3T.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan pemerintah akan merotasi secara periodik. Program Guru Garis Depan (GGD) dirasa tidak sanggup mengatasi masalah. Dengan kebijakan ini, pemerintah kawasan sanggup menempatkan guru berkualitas di kawasan 3T dengan segera.
"Guru Garis Depan itu tidak selesaikan problem alasannya setiap kita isi dalam waktu tidak usang mereka pindah, butuh lagi, alasannya itu saya minta ada kebijakan-kebijakan rotasi. Setiap guru harus punya pengalaman kerja di wilayah 3T, dihentikan ada guru yang tidak bekerja di 3T," kata Mendikbud.
Mantan Rektor UMM Malang itu mencontohkan karier aparatur sipil negara (ASN) lainnya, termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI). Perwira yang ingin promosi, harus ditempatkan di kawasan terberat. Namun, teknis kebijakan ini masih digodok. Termasuk soal kualifikasi guru yang akan ditempatkan.
"Soal teknis akan kita bahas ke depan. Tapi, pada dasarnya secara sedikit demi sedikit pemerintah tidak akan lagi memperlihatkan semacam afirmasi guru yang ditugaskan di wilayah 3T," kata Muhadjir yang kutip dari detikcom (12/06/19).
Redistribusi Guru Usai Penerimaan Murid Baru
Mendikbud juga menyampaikan akan ada redistribusi guru di kawasan usai penerimaan murid baru. Dia berharap tak ada ketimpangan komposisi guru di tiap sekolah. Ia berharap kegiatan redistribusi guru biar merata, jangan hingga ada sekolah tertentu yang diisi guru PNS dan ada sekolah lain diisi guru honorer.
"Di daerah, tingkat ketimpangan dan disparitas cukup tinggi, jikalau tidak ada kemauan keras dari pihak daerah, terutama untuk segera melaksanakan kebijakan redistribusi, saya khawatir kebijakan pemerintah, atau impian kita untuk segera lakukan pemerataan pendidikan akan tersendat," kata Muhadjir.
Dia menyebut harus ada rotasi guru dari sekolah yang dilabeli sekolah favorit ke sekolah lainnya. Tujuannya biar sekolah yang dilabeli kurang anggun sanggup menerima guru dari sekolah dengan label favorit. Guru diminta tak perlu khawatir dipindah ke kawasan yang jauh. Kecuali, ada kawasan atau zona lain yang sangat membutuhkan guru.
Lihat juga: Tak Banyak Guru yang Mau Mengabdi di Daerah
"Setelah siswa masuk itu harus ada rotasi guru. Untuk sekolah favorit, itu gurunya harus dibagi rata, jikalau memang ada perkiraan bahwa sekolah favorit merupakan pengaruh dari kinerja sekolah atau kinerja guru, maka sekolah yang menerima predikat tidak anggun supaya menerima guru bagus, maka harus ada kebijakan," kata Muhadjir.